BROMO : Touring ala Film 5 CM

Ngomongin film 5 CM yang pernah jadi trend di kala itu, pasti semua orang sudah tau gimana serunya perjalanan 5 sahabat saat menjelajah Taman Nasional Bromo Tengger Semeru untuk menuju puncak Gunung Semeru (Kalau Di film disebut Mahameru), yang merupakan puncak tertinggi Jawa. Begitu juga dengan saya beserta teman-teman saya yang saat itu berjumlah 8 orang (rencananya mau bikin film 8 CM) pun memutuskan untuk menghabiskan weekend di TNBTS (Taman Nasional Bromo Tengger Semeru). Bedanya saat itu kami bersepuluh hanya menuju ke anaknya Gunung Semeru yakni Gunung Bromo. Tapi petualangan kami tidak kalah seru dibanding dengan petualangan di Film 5 CM tersebut.

Berangkat dari Kota Malang tepatnya di kos yang beralamat di Jalan Menur 7 Lowokwaru Malang, kami berangkat pukul 22.00 WIB menggunakan sepeda motor yakni sepeda motor CB150R, Honda Revo, Mio, dan Supra. Kami pun bersemangat menuju Gunung Bromo melewati Tumpang, Poncokusumo dan berhenti di gerbang TNBTS di Gubuk Klakah. Sayangnya salah dua dari rombongan kami tidak dapat melanjutkan perjalanan karena ban motornya bocor dan memang mustahil sekali pada tengah malam seperti itu ada tukang tambal ban yang buka. Jadi 2 orang dari teman kami pun memutuskan untuk kembali ke Kota Malang dan 3 Motor lainnya masih tetap melanjutkan perjalanannya ke Gunung Bromo. Sebelum sampai di loket pembayaran rombongan kami pun mengalami kendala karena jalan menuju lokasi ditutup. karena kami baru pertama kali melakukan trip gunung Bromo dan tidak tahu jalan lain akhirnya kami pun melakukan perbuatan nekad dengan mengangkat plang penutup jalan dan menorobos jalan tersebut. Ternyata ehh ternyata jalan tersebut ditutup ada alasannya. Karena jalan tersebut sedang diperbaiki. Jalan tersebut berlubang besar dan untuk melewatinya hanya bisa berjalan kaki melewati jembatan kecil terbuat dari kayu. Karena rombongan kami tergolong nekad dan malas untuk kembali mencari jalan lain, maka kamipun melewati jembatan kayu tersebut dengan diiringi doa bersama (kaya ngiringin orang meninggal aja pake doa bersama). Ketika kami sampai di loket pembayaran, semua orang yang melihat pun terheran-heran melihat kami muncul dari arah jalan yang rusak tadi.

Tiba di loket pembayaran, kami pun harus menunggu cukup lama dalam keadaan kedinginan. Setelah rombongan cukup banyak akhirnya kami pun diperbolehkan untuk mulai membayar tiket dan masuk bersama-sama. Touring ala 8 CM kami pun berlanjut dan bertemu dengan 2 jalan. Arah ke kanan menuju ke Ranu Pani Gunung Semeru dan arah kekiri menuju ke Penanjakan dan Gunung Bromo. Saat itu perjalanan kami hampir benar-benar menyerupai 5 CM gara-gara kecerobohan teman kami yang berada paling depan dan otomatis menjadi petunjuk arah rombongan kami. Dia mengambil arah kanan yang ternyata arah menuju gunung Semeru dan kami pun mengikutinya tanpa melihat plang petunjuk arah yang ada. Nah lhoooo semakin lama jalanan semakin gelap, sepi dan tak ada orang lain selain kami berenam. Jalanan pun semakin menanjak, berbatu dan berdebu. Motor Supra teman kami pun sudah tidak kuat menanjak dan terpaksa harus turun mendorong motor tersebut. Kami sempat berhenti sejenak karena galau dan pasrah. Dan akhirnya kami memutuskan untuk melanjutkan perjalanan dengan motor supra yg tidak kuat menanjak tadi dikendarai 1 orang, motor revo tetap dua orang dan motor CB150R yang dikira paling gagah dan kuat dikendarai 3 orang. Tapi ternyata motor tersebut tak sekuat dan segagah bodinya dan motor tersebut juga tidak kuat menanjak. Alhasil kami bertiga jatuh terguling-guling diatas pasir yang berbatu. Untung saja tidak ada diantara kami yang mengalami luka. Setelah itu kami baru sadar kalau jalan yang kami ambil ternyata salah dan akhirnya kami balik arah menuju jalan yang benar. Jalan menuju gunung Bromo ini tak seburuk jalan yang kami lalui saat nyasar tadi. Dan sampailah kami di lautan pasir atau dalam Bahasa jawa biasa disebut Segoro Wedi. Disitu kesabaran kamipun diuji. Kami harus bisa melewati lautan pasir itu untuk sampai di gunung Bromo. Jatuh bangun, terpeleset (kalau dalam Bahasa Jawa disebut “Ngosek”), kedinginan, beku, capek..itulah yang kami rasakan melewati halang rintang menuju Gunung Bromo ini. Dan akhinya kamipun sampai dilokasi dan memutuskan untuk langsung menuju ke puncak penanjakan untuk melihat sunrise yang memang terkenal sangat indah. Sampai di Penanjakan, ternyata sudah dipenuhi dengan banyak sekali wisatawan baik domestik maupun mancanegara. Akhirnya segala kelelahan kamipun terbayar dengan melihat keindahan sunrise di puncak penanjakan Gunung Bromo.

Penampakan di puncak Penanjakan

Sayangnya setelah itu kami memutuskan untuk langsung pulang dan tidak melanjutkan ke kawah bromo, bukit teletubbies dan spot-spot lain di TNBTS. Hal ini dikarenakan tenaga kami sudah sangat terkuras saat pemberangkatan. Tetapi pengalaman ini tidak akan kami lupakan begitu saja. Bagi saya sendiri selaku penulis mengakui bahwa Bromo adalah wisata keren dan recomended buat dikunjungi yang tentunya gak akan bisa ditemuin dibelahan dunia manapun. Dan jika ada kesempatan lagi, saya ingin kembali berwisata kesana. Bila perlu puncak Gunung Semeru-pun harus tercapai. Karena di perjalanan menuju puncak semeru kita akan menemui banyak spot - spot lain yang begitu indah seperti Ranu Regulo, Ranu Kumbolo dan lain-lain yang akan membuat kita benar-benar bersyukur dan mengingat Tuhan yang Maha Agung yang telah menciptakan alam semesta ini. Dan pastinya agar perjalanan kita benar-benar seperti Film 5 CM yang menjadi judul utama dari tulisan ini.
Salam Pariwisata…!!! Salam Sejuta Cinta untuk Indonesia..!!!

Keterangan :

  • Taman Nasional Bromo Tengger Semeru berlokasi di empat kabupaten di Jawa Timur yakni Kabupaten Malang, Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Pasuruan dan Kabupaten Lumajang.
  •  Rute yang dapat dilalui pun ada 4 jalur (Monggo dipilih mau lewat kabupaten mana?)
  • Tiket masuk saat ini untuk wisatawan domestik Rp. 27.500,- Weekday dan Rp. 32.500,- Weekend. Sedangkan untuk wisatawan mancanegara Rp. 217.500,- Weekday dan Rp.317.500,- Weekend.
  • Tips berkunjung ke Bromo :
  1. Gunakan pakaian yang tebal (celana, kaos tebal, jaket tebal, topi kupluk, syal, kaos kaki, sepatu dan apapun yang dapat membuat tubuhmu hangat)
  2. Jangan lupa makan sebelum berangkat (biar gak masuk angin).
  3. Jangan lupa jaga-jaga bawa tolak angin juga, hehe..
  4. Kalo kamu hobby fotografi boleh deh bawa perlengkapan fotografimu, karena pemandangan disini dijamin bisa bikin memori kameramu full, dan baterai kameramu lowbat. Kalo gak punya ya foto pake hp saja sudah cukup.
  5. Kalo kamu hobby nulis, bisa juga bawa buku dan pensil, kali aja pas memandang keindahan bromo, ide, inspirasi atau kata-kata indahmu bermunculan di kepala.
  6. Tips lainnya silahkan pikirkan sendiri
Sekian, Thank You, Terima Kasih, Matur Suwun, Xie-Xie,  Syukron, Arigato, Gamsa-hamnida


(By : Khaka)

Comments