PANTAI LICIN : The Private and Photogenic Beach
Yapp.. begitulah kesan pertama saya
ketika menginjakkan kaki di Pantai indah ini. Memang sih pantai di ujung
selatan timur Malang yang berada di perbatasan Malang-Lumajang ini memang
benar-benar memukau mata saya ketika saya baru sampai disana. Awal mula niat saya
mengunjungi pantai ini tentu saja karena otak, tenaga dan hati saya sudah
terlalu lelah dengan rutinitas sehari-hari. Rutinitas seorang pengangguran yang
masih sibuk bolak balik cari kerjaan sana sini. Dan karena kebosanan itulah
saya dengan partner berkeinginan untuk melakukan aktivitas mantai ria, cari
yang ijo-ijo, yang seger-seger, bisa main air, dan finally..setelah pencarian
lokasi wisata di beberapa akun instagram, ketemulah satu pantai yang anti
mainstream, sepi, bersih, cakep buat foto dan yang paling penting, gak banyak
manusia-manusia jaman now yang pernah kesitu. Hyaahh.. This is It.. Pantai
Micin.. (eehh maaf salah..) Pantai Liciiinn..
Pantai Licin ini lokasinya di Dusun
Licin, Desa Lebakharjo, Kecamatan Ampelgading, Kabupaten Malang. Untuk menuju
ke pantai please percaya sayaaa.. jangan pake GPS yang di hape.. beneran. Tapi
pakenya mending GPS manual alias Gunakan Penduduk Setempat. Pengalaman dari
perjalanan saya sendiri sih, alhamdulillah gak nyasar walaupun harus rajin
tanya orang hampir lebih dari 10 kali setiap ada perempatan atau pertigaan
jalan yang kami temui. Yang Jelas kalau dari Malang Kota langsung aja menuju ke
arah Dampit. Kalau dari Malang ke Dampit banyak petunjuk arahnya kok. Jadi
tenang. Nah pas udah nyampek Dampit, waktu itu sih saya ngikutin jalan arah ke
Lumajang. Nah nanti ada petunjuk arah menuju ke Pantai Licin. Nah akhirnya saya
belok kanan mengikuti petunjuk arah tersebut. Setelah itu, Fix, gak ada satupun
petunjuk arah menuju kesana. Dan karena kami sudah terlalu sering dikecewakan
GPS akhirnya kamipun nekat melanjutkan perjalanan dengan bekal bismillah, yakin
dan rajin-rajin nanya orang setempat.
Mulai dari jalanan sempit di
desa-desa, lalu melalui hutan yang sepi dan jalannya belok belok naik turun. Sampek
akhirnya kami sampai di satu pertigaan dan kami memutuskan untuk istirahat
sarapan dan ngopi sejenak, karena kami berangkat dari Malang jam 06.00 pagi dan
belum sarapan. Di warung tempat kami sarapan, kami tak menghilangkan kesempatan
untuk bertanya kepada ibu pemilik warung tersebut mengenai jalan menuju pantai
Licin. Si Ibu memberitahukan 2 jalan yang bisa dilewati menuju ke Pantai Licin.
Jalan pertama dengan menyeberangi sungai yang kebetulan pas berada di pertigaan
tempat kami berhenti tersebut atau melalui jalan kedua yakni lewat hutan. Namun
pada waktu itu si ibu menyarankan untuk lewat sungai saja karena jalannya lebih
cepat dan lebih mudah dilalui. Sedangkan kalau lewat hutan, katanya jalannya
rusak parah dan lebih jauh. Alhasil kami memutuskan untuk mengikuti petunjuk
jalan dari si Ibu yakni dengan menyeberangi sungai. Tenanngg.. sungainya ada
jembatan cornya kok. Jadi aman. Tapi sayangnya waktu itu saya tidak
mengabadikan jalan yang saya lewati.
Setelah melewati sungai, kemudian
jalanan kecil di desa dan sampailah kami pada jalur yang hanya bisa dilalui
motor. Kita harus melewati sungai lagi namun bedanya jembatan yang disediakan
oleh warga hanya jembatan darurat yang terbuat dari kayu. Dan jembatan yang
kita lalui tidak hanya satu tapi tiga. Dan disitu kita hanya membayar Rp.
3000,- untuk sumbangan ketika melewati jembatan tersebut. Tidak berakhir disitu
saja keseruan kita karena kita juga harus melewati lautan pasir yang lumayan
panas dan gersang. Setelah perjalanan yang penuh perjuangan tersebut, sampailah
kita di desa terakhir dan kebetulan sekali orang terakhir yang kita tanya
megenai lokasi pantai Licin adalah juru kunci pantai Licin (Katanya..) Jadi
kita sudah diijinkan untuk berkunjung ke pantai Licin dan insya Allah tidak
akan terjadi apa-apa disana. Walaupun sebenarnya kita agak bingung karena si
Bapak menjelaskan lokasi Pantai Pasir Putih. Dan kita baru tahu kalo dulu
ternyata nama pantai Licin ini memang Pantai Pasir Putih.
Setelah melewati jalanan kecil di
desa terakhir yang lumayan rusak, sekitar pukul 10.45 dan setelah melalui
perjalanan selama hampir 5 jam, Finally.. jeng jeng jeng.. sampailah kita di
pantai Licin, pantai perjuangan (karena menuju kesini benar-benar penuh perjuangan),
pantai anti mainstream, private beach
(Karena memang cuma kita berdua yang kesana..), photogenic beach dan banyak sebutan-sebutan lain untuk
menggambarkan keindahan Pantai Licin ini. Nahh.. menurut cerita nih pantai ini
dulunya berpasir putih.. itu sebabnya namanya dulu pantai Pasir Putih. Tapi
gara-gara muntahan lahar Gunung Semeru yang meletus dan terbawa arus Sungai
Glidik, terus arusnya kebawa ombak sampai ke laut, akhirnya pasir putih disana
tertutup oleh pasir hitam. Itu sebabnya pasir disana sekarang warnanya hitam,
berbeda dengan pantai lain di Malang yang notabene berpasir putih. Kalau
masalah penamaan Pantai Licin ya karena lokasi pantai ada di Desa Licin,
makanya dinamakan Pantai Licin.
Nah, untuk masuk ke Pantai Licin
ini masih GRATIS alias FREE teman-teman. Bayar parkir pun tidak. Karena pantai
ini benar-benar masih perawan jadi BELUM ADA fasilitas sama sekali seperti
loket masuk, toilet, tempat parkir, tempat ibadah dan lain-lain. Jadi jaga
keamanan diri sendiri ya guys. Jaga barang bawaan anda. Gak usah mandi di laut,
daripada nanti bingung mau ganti baju dimana? Trus yang pengen nge-camp nginep mending gak usah deh. Beneran. Keamanan itu nomor satu. Dan yang
paling penting tetep jaga kebersihan dan kesopanan kalian ya...
Nah..ini dia guys beberapa hasil
foto kita explore keindahan pantai
Licin. Gimana..?? indah banget kan.. kelelahan selama di perjalanan kebayar
dengan keindahannya. dan jika ditanya, kalau lain waktu diajak kesini lagi mau gak? Jawabannya mau bangeeeettt...
Kalo udah ketemu alam pasti pencilakan |
Sisi tengah pantai |
Spot foto di sisi pantai paling kanan |
Meskipun cuma berdua tetep bisa eksis |
Cocok buat foto Prewed kan..?? hehe |
Sisi kiri pantai terdapat karang berlubang yang sering disebut lubang kematian |
Si Jaguar Kesayangan |
Tips
:
- Selalu pake GPS (Gunakan Penduduk Setempat) alias rajin-rajin tanya. Ingat..malu bertanya sesat di jalan.
- Jangan pake motor matic. Karena jalanan yang dilalui benar-benar extreme.
- Bawa bekal makanan dan minuman dari rumah. Selain biar hemat ya Karena di pantai Licin tidak ada warung penjual makanan, daripada kelaperan disana.
- Jangan pulang terlalu sore. Karena perjalanan yang kalian lewati ketika pulang sama extreme-nya dengan perjalanan berangkat. Jadi keluarlah sebelum jam 4 sore biar gak kemaleman saat melewati hutan. Apalagi kalau cuacanya mendung, mending antisipasi diri pulang lebih awal.
- Buat yang pengen foto kece berdua tapi gak ada yang motoin karena cuma traveling berdua, caranya gampang. Bawa tongsis, tancepkan di pasir atau sandarkan di batu karang. Atur timer. Dan silahkan bergaya berdua sesuka hati kalian.
Sekian cerita
perjalanan kami di Pantai Licin, Tunggu keseruan perjalanan kami selanjutnya.
Salam Pariwisata!!! Salam Sejuta Cinta untuk Indonesia!!!
Thank You, Terima Kasih, Matur Suwun,
Gamsahamnida, Xie-Xie, Syukron, Arigato.
(By : Khaka)
Comments
Post a Comment